Wow, Inilah Bisnis Pemakan Mewah Bertarif Ratusan Juta

Wow, Inilah Bisnis Pemakan Mewah Bertarif Ratusan Juta - Mengelola bisnis tak selamanya berkaitan dengan manusia yang masih hidup. Bisnis pemakaman kini mulai menggeliat dengan untung yang tak bisa dianggap kecil. Terlebih lagi, bisnis ini menyasar kalangan orang berduit.

Bisnis pemakaman itulah yang dicoba digagas oleh PT Nusantara Prima Sukses Sejati (NPSS) dengan mendirikan Al-Azhar Memorial Garden.

"Dengan konsep ini, kami ingin pemakaman itu tidak menjadi hal yang menakutkan," ujar Direktur Nusantara Prima Sukses Sejati, Rachmat Effendi, ketika ditemui VIVAnews di kantornya, Jakarta.

Al-Azhar Memorial Garden mengklaim telah menjual sekitar 60 persen dari pembukaan lahan perusahaan pada tahap pertama. Padahal, perusahaan baru memperkenalkannya pada Juli lalu.

Sesuai targetnya, yaitu masyarakat kelas atas, para pembeli tanah pemakaman ini harus merogoh kocek cukup dalam. Bayangkan, untuk tipe makam single berukuran 1,5x3 meter, pembeli harus merogoh uang Rp23 juta dengan masa pembayaran 30 hari. Namun, perusahaan juga menyediakan fasilitas cicilan sebanyak 12 kali.

Selain tipe makam single, Al-Azhar Memorial Garden menyediakan paket keluarga dengan pembelian minimal 10 unit kavling makam. Untuk paket ini, perusahaan memberkan harga khusus Rp185 juta.

Selain kedua paket itu, pihaknya juga mempersiapkan paket double dan family yang kapasitasnya masing-masing untuk 2 dan 4 orang.

Rachmat mengakui, bisnis pemakaman memang cukup mahal. Namun, Nusantara Prima Sukses Sejati mengklaim harga yang dibayarkan saat pertama kali membeli makam adalah jumlah maksimal yang dikeluarkan pembeli. Artinya, pembeli tak perlu lagi memusingkan biaya perawatan.

"Jadi, kalau membeli sekarang, baik itu digunakan 10 atau 20 tahun lagi, tidak perlu menambah biaya," imbuhnya.

Pembayaran sekali seumur hidup ini, Rachmat menjelaskan, diberlakukan untuk mengantisipasi pihak keluarga yang lupa untuk membayar iuran tahunan maupun bulanan. "Biasanya terjadi ketika generasi ketiga yang datang cenderung lebih jarang dan ada kemungkinan lupa untuk membayar," paparnya.

sumber